Senin, 16 Mei 2011

Granulopoiesis

Tahapan pertama perkembangan granulosit yang dapat dikenali di bawah mikroskop adalah mieloblas. Mieoblas ini berbentuk bulat besar dengan garis tengah 15 µm sampai 20 µm. Sitoplasma yang agak basofilik itu sebagian besar tidak mengandung granula. Inti yang bulat sangat besar dengan kromatin halus tersebar merata, dan dua atau lebih anak inti yang nyata.

Tahapan berikutnya dalam seri leukosit granular, disebut promielosit, biasanya adalah tahapan pertama yang dapat dikenali. Namun karena satu-satunya granula yang dibentuk pada tahapan ini adalah granula azurofilik yang hanya satu jenisnya, maka tidaklah mungkin membedakan ketiga jenis promielosit berbeda (promielosit neutrofil, eosinofil, dan basofil). Meskipun demikian promielosit tampak sebagai sel sangat besar dengan gambaran kromatin yang agak lebih kasar, anak inti jelas, dan lebih banyak sitoplasma yang sedikit basofilik yang mengandung sejumlah granula azurofilik berwarna ungu.

Jadi pada tahapan promielosit semua granula neutrofil adalah dari jenis azurofilik. Sisterna RE kasar tersebar di dalam sitoplasma, dengan kompleks golgi nyata dekat inti pada bagian yang sedikit melekuk. Produksi granula azurofilik yang bersifat peroksidase positif dan merupakan lisosom, oleh golgi segera berhenti dan jumlahnya berkurang selama pematangan berikutnya menjadi granulosit matang.

Tahapan berikutnya dalam pematangan granulosit, yaitu pembentukan mielosit, menyangkut pengecilan sel selain perubahan pada inti dan sitoplasma. Jika inti promielosit hanya bertakik kecil, inti mielosit yang lebih lonjong itu bertakik lebih dalam dan menempati posisi yang lebih eksentris di dalam sel. Biasanya sel demikian belum disebut mielosit sampai sel itu mengandung lebih kurang selusin granula di dalam sitoplasmanya. Namun mielosit yang lebih matang mungkin cukup padat terisi granula. Granula spesifik yang muncul pada tahap inti memungkinkan dibedakan tiga jenis mielosit berbeda, dengan jumlah mielosit neutrofilik yang terbanyak. Ketiga jenis mielosit berbeda itu terus berkembang matang menjadi tiga granulosit berbeda.

Sejak tahap mielosit neutrofilik, granula neutrofilik yang berasal dari Golgi mulai mengumpul. Granula spesifik ini lebih kecil, kurang kedap elektron, dan lebih kuat daripada granula azurofilik, lagi pula tidak bersifat peroksidase positif.

Ciri khas tahapan pematangan berikutnya yang disebut metamielosit ialah bahwa intinya mengambil bentuk mirip ginjal. Di sini pun dapat dikenali tiga jenis metamielosit berbeda berdasarkan warna granula spesifiknya. Pematangan berlanjut dalam setiap seri granulosit yang mengecil ukuran sel dan mengubah bentuk inti, mula-mula ke bentuk batang (tapal kuda) dan kemudian menjadi bentuk segmen (berlobus) yang menjadi ciri granulosit matang.

Sejumlah besar granulosit matang terdapat berupa cadangan di dalam jaringan mieloid. Endotoksin bakterial diketahui memicu penglepasan pembebasan sel-sel cadangan ini ke dalam darah tepi.

Bahasan yang telah dipaparkan secara umum di atas dapat diperinci sebagai berikut.

Ø Neutrofil

Sel ini mempunyai inti padat khas yang terdiri atas dua sampai lima lobus, dan sitoplasma yang pucat dengan garis batas tidak beraturan mengandung banyak granula merah muda-biru (azurofilik) atau kelabu-biru. Granula tersebut dibedakan menjadi granula primer yang tampak pada stadium promielosit, dan sekunder (spesifik) yang tampak pada periode meilosit dan dominan pada netrofil matur. Kedua jenis granula berasal dari lisosom. Lama hidup neutrofil dalam darah hanya sekitar 10 jam.

Prekursor neutrofil secara normal tidak tampak dalam darah tetapi terdapat dalam sumsum tulang. Prekursor paling awal dapat dikenali adalah mieloblas, yaitu suatu sel dalam berbagai ukuran dengan inti yang besar berkromatin halus dan biasanya memiliki dua sampai lima nukleolus. Sitoplasmanya bersifat netral dan tidak terdapat granular sitoplasma. Sumsum tulang normal mengandung 4% mieloblas. Melalui pembelahan sel, mielobals menghasilkan promielosit yang berukuran sedikit lebih besar dan telah membentuk granula primer dalam sitoplasmanya. Sel-sel ini kemudian menghasilkan mielosit yang mempunyai granula spesifik atau sekunder. Kromatin inti sekarang lebih padat dan anak inti tidak tampak. Melalui pembelahan sel, mielosit menghasilkan metamielosit, yaitu sel yang tidak membelah, berinti melekuk atau berbentuk tapal kuda, dan sitoplasmanya dipenuhi oleh granula primer dan sekunder. Bentuk neutrofil antarmetamielosit dan neutrofil yang benar-benar matur disebut “batang” atau netrofil “muda. ” Sel-sel ini dapat ditemukan dalam darah tepi normal. Neutrofil batang tidak mengandung pemisahan berupa filamen tipis yang jelas antara lobus-lobus inti seperti yang tampak pada neutrofil matur.

Ø Eosinofil

Tahap pertama seri eosinofil yang secara mikroskopis dapat dikenali adalah mielosit eosinofilik. Pada tahap metamielosit, inti yang bertakik sedikit telah berkembang menjadi alur melingkar yang makin dalam sampai akhirnya inti terbagi menjadi dua lobus yang dihubungkan oleh benang tipis. Pematangan eosinofil juga meliputi pemadatan kromatin secara pulasan tidak segelap inti neutrofil matang. Granula spesifik eosinofil berkembang dengan cara yang sama denga lisosom pada jenis sel lain.

Eosinofil mirip dengan netrofil, kecuali granula sitoplasmanya lebih kasar, lebih berwarna merah tua, dan jarang dijumpai lebih dari tiga lobus inti. Mielosit eosinofil dapat dikenali, tetapi stadium yang lebih awal tidak dapat dibedakan dari prekursor neutrofil. Waktu transit eosinofil dalam darah lebih lama daripada neutrofil. Sel ini memasuki eksudat inflamatorik dan berperan khusus dalam respon alergi, pertahanan terhadap parasit, dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama inflamasi.

Ø Basofil

Inti mielosit basofilik mengalami perubahan tidak sebanyak yang terjadi pada pembentukan neutrofil. Pada tahap metamielosit mungkin timbul konstriksi tidak teratur, namun biasanya berkembang menjadi berlobus dua. Kromatin basofil tetap padat secara tidak sempurna dan relatif terpulas ringan. Sebaliknya granula spesifik terpulas sangat gelap, dan bila terdapat di atas inti akan menutupi inti ini. Berbeda dengan granula spesifik eosinofil, granula spesifik basofil merupakan granula ekskresi.

Sel ini jarang ditemukan dalam darah tepi normal. Sel ini mempunyai banyak granula sitoplasma yang gelap, menutupi inti, serta mengandung heparin dan histamin. Di dalam jaringan, basofil berubah menjadi sel mast. Basofil mempunyai tempat perlekatan imunoglobulin E dan degranulasinya disertai dengan pelepasan histamin.

2 komentar:

  1. hallo, share nya komplit thanks!!
    ad yg mau sy tanyakan, ini sumberny dari mana??

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf karena filenya sudah lama jadi filenya sudah hilang
      namun untuk lebih jelasnya dapat dilihat di
      Histology a text and atlas, edisi ke 4 karya Michael H Ross hal. 237

      Hapus